Kakashi Hatake Transforms Into Rock - Naruto

Rabu, 07 Januari 2015

ILMU SOSIAL BUDAYA



KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN

1.      SEJARAH
Propinsi Sulawesi Selatan dengan ibukota Makassar terletak di jazirah Barat Daya dari pulau Sulawesi. Di sebelah Utara berbatasaan dengan propinsi Sulawesi Tengah, di sebelah Timur berbatasan dengan teluk Bone, di sebelah Selatan dibatasi oleh laut Flores dan sebelah Barat dengan selat Makasar.
Propinsi ini didiami oleh banyak suku bangsa, yang terbesar adalah suku Bugis, suku Makasar, dan Mandar memiliki banyak persamaan dalam adat istiadat dan unsur kebudayaannya. Perbedaannya terletak pada bahasanya dan beberapa hal lainnya. Ketiga suku tersebut terkenal sebagai pelaut yang ulung dan gagah berani, di mana mereka sering berlayar dan merantau sampai kemana-mana, mengarungi samudra luas. Sehingga daerah-daerah di Nusantara terutama daerah pantai akan dijumpai orang Bugis, atau orang
Makasar maupun orang Mandar yang bermukim, dan biasanya mereka sebagai nelayan, pelaut atau pedagang.
Lain halnya dengan suku Toraja yang mendiami daerah pedalaman, mereka mempunyai bahasa daerah sendiri serta unsur-unsur kebudayaan yang khas, berbeda dengan ketiga suku tersebut di atas.
Maka pencaharian pokok penduduk Sukawesi Selatan adalah bertani, baik pertanian ladang, sawah dan lain-lain. Selain itu perikanan di laut, danau, tebat, empang maupun sungai juga diusahakan oleh penduduk sebagai tambahan. Sedangkan kerajinan tenun menenun sejak dahulu sudah diketahui oleh kebanyakan tenun menenun sejak dahulu sudah diketahui oleh kebanyakan penduduk, dan hasilnya berupa sarung Bugis atau sarung mandar sangat digemari dan terkenal sampai ke luar daerahnya.
Di Sulawesi Selatan terdapat peninggalan sejarah berupa bekas-bekas kerajaan seperti kerajaan Gowa, Tallo, kerajaan Bone, Sopeng, Wajo, Luwu, Sindereng, Sawitto, kerajaan-kerajaan Mandar dan Toraja. Selain itu ada pula yang berupa benda-benda pusaka kerajaan, makam-makam raja-raja dan buku-buku lontar.
Di masa kerajaan Gowa, ibukota dan bandar terbesar adalah Sombaopu, yang banyak disinggahi kapal-kapal bukan saja dari Nusantara, melainkan kapal-kapal dari kota dan bandar yang menghubungkan wilayah Nusantara bagian barat dengan wilayah Nusantara bagian timur, serta kota pelabuhan teramai pada waktu itu. Namun pada taun 1669 karena kerajaan Gowa dengan benteng Sombaopunya yang terbesar melawan kumpeni Belanda dengan sekutu-sekutunya, maka benteng Sombaopu telah dimusnahkan dan diratakan dengan tanah oleh kompeni Belanda. Sejak itu Kota terbesar dan bandar teramai diwariskan atau digantikan oleh Makasar atau Ujunga Pandang hingga saat ini.
Kota Makassar dan sekitarnya memiliki peninggalan-peninggalan yang mempunyai nilai sejarah, antar lain Benteng Ujung Pandang yang sudah dipugar dan dijadikan pusat kebudayaan, makam raja-raja dan pembesar. Gowa seperti Sultan Alaudin, Sultan Muhammad, Karaeng Pattingalonga, Syech Yusuf dan Aru Palaka. Juga makam pahlawan nasional Pangeran Diponegoro dan Sultan Hasanudin.
Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa yang ke-16, dengan nama lengkap : Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karadug Bintonganape Sultan Hasanuddin Tumenanga ri Balla Pangka, Sultan Hasanuddin telah diangkat sebagai pahlawan Nasional oleh pemerintah dengan surat keputusan Presiden tanggal 6 November 1973. Penghargaan ini diberikan karena jasanya melawan VOC pada abad ke 17, yang dipimpin oleh Speelman. Karena keberaniannya, oleh musuh-musuhnya beliau dijuluki: Ayam jantan dari timur.
Sulawesi Selatan kaya akan kesenian, terutama seni tarinya yang dibawakan oleh penari-penari cantik dengan pakaian adatnya yang disebut baju bodo, serta sarung sutera yang halus berwarna-warna sangat indah dan ceria. Tarian di daerah ini yang terkenal adalah tari Passulo, tari Pattenung, tari Pakarena, tari Pattuddu, tari Pagellung, tari Pajaga, Genrang Bulo dan lain-lainnya. Sedangkan lagu-lagu daerah yang sangat digemari dan dikenal hingga di lain daerah adalah lagu angin mamiri, lagu Ati Raja, lagu Pakarena dan sebagainya. Lagu-lagu ini bersyairkan dan bernada tradisional akan tetapi karena populernya telah menjadi lagu pop di Nusantara.
Permainan rakyat Sulawesi Selatan yang terkenal dan digemari adalah sepak raga dengan bola yang disebut Pa raga, permainan massemba, permainan adu kerbau, pacuan kuda, lomba layar, berburu rusa dan lain-lain. Berburu rusa dahulu dilakukan dengan menunggang kuda dan memakai jerat bertangkai untuk menangkap rusa hidup-hidup, merupakan olah raga yang digemari oleh orang-orang Bugis-Makasar. Berburu rusa seperti ini selain memerlukan ketrampilan dan keneranian juga memerlukan ketangkasan berkuda. Dahulu permainan seperti ini sering disaksikan oleh raja-raja dan putri-putri istana, sehingga bagi seorang pemuda yang menunjukkan ketangkasan dan keunggulannya, menjadi pujaan gadis-gadis bangsawanyang cantik-cantik. Karena itu tidak mengherankan bila banyak pemuda Sulawesi Selatan yang tangkas mengendarai kuda, yang pada jaman dahulu merupakan latihan ketangkasan yang diwajibkan bagi para prajurit dan ksatria.
Kerajinan tangan selain tenunan sarung, juga barang-barang anyam-anyaman terutama dari Toraja yang bahannya dari rotan. Juga anyaman dari daun lontar, daun pandan, daun kelapa serta bambu, kerajinan logam, keramik atau tanah liat dan lain-lain. Seni ukir Toraja sangat terkenal yang mempunyai nilai yang tinggi di dalam kehidupan masyarakat. Ukiran bukan semata-mata sebagai hiasan saja akan tetapi mengandung petuah-petuah yang disampaikan secara simbolis. Motif-motifnya diperoleh secara turun-temurun dan kebanyakan bermotif benda-benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan alam, seperti matahari.
Ukiran ini selain mengisi rumah atau bangunan diukirkan pula pada alat-alat rumah tangga berupa wadah-wadah yang diukir, tempat-tempat dari bambu yang diukir dan lain-lain.
Di bidang bangunan, di daerah Sulawesi Selatan pula umumnya bentuk rumah yang tradisional adalah rumah di atas tiang atau rumah panggung. Atap rumah Bugis dan Makasar puncaknya berbentuk pelana bersudut lancip menghadap bawah yang terbuat dari Nipah, Rumbia, bambu, lalang, ijuk atau seng. Bagian muka dan belakang dari puncak rumah yang berbatas dengan dinding, terdapat dinding segitiga yang disebut tompak lajak (bahasa Bugis) dan Makasar disebut tumbal sela. Dari tumbak sela atau timpal lajak ini dapat diketahui derajat atau kebangsawanan pimiliknya.
Timpak lajak yang bersusun tiga ke atas menunjukkan rumah bangsawan, yang bersusun 5 atau 7 adalah rumah bangsawan tinggi dan memegang kekuasaan atau pemerintahan. Rumah Toraja atapnya berbentuk perahu layar atau tanduk kerbau, dan rumah ini disebut tongkonan, rumah orang Makasar disebut ballak, orang Bugis menyebut Bola.
  
2.     KEBUDAYAAN DAN KESENIAN SULAWESI SELATAN

RUMAH ADAT

Rumah adat Sulawesi Selatan disebut Tongkonan. Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja di Sulawesi Selatan. Kolong rumah itu berupa kandang kerbau belang atau tedong bonga. Kerbau ini merupakan lambang kekayaan, disepan rumah tersusun tanduk tanduk kerbau,sebagai perlambang pemiliknya telah berulang kali mengadakan upacara kematian secara besar besaran. Tongkonan terdiri dari 3 ruangan yaitu ruang tamu, ruang makan, dan ruang belakang.

PAKAIAN ADAT

Pakaian adat Selawesi Selatan yang dipakai prianya berupa tutup kepala, baju yang disebut baju bella dada, sarung yang disebut tope, keris tata ropprng (terbungkus dari emas seluruhnya) dan gelang nada yang disebut pottonaga.
Sedangkan wanitanya memakai ikat kepala, baju lengan pendek, Tope atau sarung dengan rantainya, ikat pinggang dengan sebilah keris terselip didepan perut. Perhiasan yang dipakai adalah anting anting panjang atau bangkara a’rowe, kalung tunggal atau geno sibatu dan gelang tangan. Pakaian ini berdasarkan adat Bugis Makasar.

TARI-TARIAN DAERAH SULAWESI SELATAN

a. Tari Kipas, yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas dalam suasana gemuaku sambil mengikuti alunan lagu.
b. Tari Basaro,merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerak gerakkan badannya sangat luwes.
c. Tari Bo’da, yang mendasarkan garapannya pada unsur gerak tari tradisional yang berkembang di Kabupaten Selayar. Dengan iringan musik Bo’da kesuluruhan gerakkannya menggambarkan luapan kegembiraan gadis gadis dimalam terang bulan pada saat menjelang musim panen.

SENJATA TRADISIONAL

Badik merupakan senjata tradisional yang sangat terkenal di Sulawesi Selatan. Bentuknya kokoh dan cukup mengerikan. Senjata terkenal lainnya adalah peda (semacam perang), sabel, tombak, dan perisai.

Daftar Pustaka :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar