KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN
1.
SEJARAH
Propinsi
Sulawesi Selatan dengan ibukota Makassar terletak di jazirah Barat Daya dari
pulau Sulawesi. Di sebelah Utara berbatasaan dengan propinsi Sulawesi Tengah,
di sebelah Timur berbatasan dengan teluk Bone, di sebelah Selatan dibatasi oleh
laut Flores dan sebelah Barat dengan selat Makasar.
Propinsi ini
didiami oleh banyak suku bangsa, yang terbesar adalah suku Bugis, suku Makasar,
dan Mandar memiliki banyak persamaan dalam adat istiadat dan unsur
kebudayaannya. Perbedaannya terletak pada bahasanya dan beberapa hal lainnya.
Ketiga suku tersebut terkenal sebagai pelaut yang ulung dan gagah berani, di
mana mereka sering berlayar dan merantau sampai kemana-mana, mengarungi samudra
luas. Sehingga daerah-daerah di Nusantara terutama daerah pantai akan dijumpai
orang Bugis, atau orang
Makasar maupun
orang Mandar yang bermukim, dan biasanya mereka sebagai nelayan, pelaut atau
pedagang.
Lain halnya
dengan suku Toraja yang mendiami daerah pedalaman, mereka mempunyai bahasa
daerah sendiri serta unsur-unsur kebudayaan yang khas, berbeda dengan ketiga
suku tersebut di atas.
Maka
pencaharian pokok penduduk Sukawesi Selatan adalah bertani, baik pertanian
ladang, sawah dan lain-lain. Selain itu perikanan di laut, danau, tebat, empang
maupun sungai juga diusahakan oleh penduduk sebagai tambahan. Sedangkan
kerajinan tenun menenun sejak dahulu sudah diketahui oleh kebanyakan tenun
menenun sejak dahulu sudah diketahui oleh kebanyakan penduduk, dan hasilnya
berupa sarung Bugis atau sarung mandar sangat digemari dan terkenal sampai ke
luar daerahnya.
Di Sulawesi
Selatan terdapat peninggalan sejarah berupa bekas-bekas kerajaan seperti
kerajaan Gowa, Tallo, kerajaan Bone, Sopeng, Wajo, Luwu, Sindereng, Sawitto,
kerajaan-kerajaan Mandar dan Toraja. Selain itu ada pula yang berupa
benda-benda pusaka kerajaan, makam-makam raja-raja dan buku-buku lontar.
Di masa
kerajaan Gowa, ibukota dan bandar terbesar adalah Sombaopu, yang banyak
disinggahi kapal-kapal bukan saja dari Nusantara, melainkan kapal-kapal dari
kota dan bandar yang menghubungkan wilayah Nusantara bagian barat dengan
wilayah Nusantara bagian timur, serta kota pelabuhan teramai pada waktu itu. Namun
pada taun 1669 karena kerajaan Gowa dengan benteng Sombaopunya yang terbesar
melawan kumpeni Belanda dengan sekutu-sekutunya, maka benteng Sombaopu telah
dimusnahkan dan diratakan dengan tanah oleh kompeni Belanda. Sejak itu Kota
terbesar dan bandar teramai diwariskan atau digantikan oleh Makasar atau Ujunga
Pandang hingga saat ini.
Kota Makassar
dan sekitarnya memiliki peninggalan-peninggalan yang mempunyai nilai sejarah,
antar lain Benteng Ujung Pandang yang sudah dipugar dan dijadikan pusat
kebudayaan, makam raja-raja dan pembesar. Gowa seperti Sultan Alaudin, Sultan
Muhammad, Karaeng Pattingalonga, Syech Yusuf dan Aru Palaka. Juga makam
pahlawan nasional Pangeran Diponegoro dan Sultan Hasanudin.
Sultan
Hasanuddin adalah raja Gowa yang ke-16, dengan nama lengkap : Mallombasi
Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karadug Bintonganape Sultan Hasanuddin Tumenanga
ri Balla Pangka, Sultan Hasanuddin telah diangkat sebagai pahlawan Nasional
oleh pemerintah dengan surat keputusan Presiden tanggal 6 November 1973.
Penghargaan ini diberikan karena jasanya melawan VOC pada abad ke 17, yang
dipimpin oleh Speelman. Karena keberaniannya, oleh musuh-musuhnya beliau
dijuluki: Ayam jantan dari timur.
Sulawesi
Selatan kaya akan kesenian, terutama seni tarinya yang dibawakan oleh
penari-penari cantik dengan pakaian adatnya yang disebut baju bodo, serta
sarung sutera yang halus berwarna-warna sangat indah dan ceria. Tarian di
daerah ini yang terkenal adalah tari Passulo, tari Pattenung, tari Pakarena,
tari Pattuddu, tari Pagellung, tari Pajaga, Genrang Bulo dan lain-lainnya.
Sedangkan lagu-lagu daerah yang sangat digemari dan dikenal hingga di lain
daerah adalah lagu angin mamiri, lagu Ati Raja, lagu Pakarena dan sebagainya.
Lagu-lagu ini bersyairkan dan bernada tradisional akan tetapi karena populernya
telah menjadi lagu pop di Nusantara.
Permainan
rakyat Sulawesi Selatan yang terkenal dan digemari adalah sepak raga dengan
bola yang disebut Pa raga, permainan massemba, permainan adu kerbau, pacuan
kuda, lomba layar, berburu rusa dan lain-lain. Berburu rusa dahulu dilakukan
dengan menunggang kuda dan memakai jerat bertangkai untuk menangkap rusa hidup-hidup,
merupakan olah raga yang digemari oleh orang-orang Bugis-Makasar. Berburu rusa
seperti ini selain memerlukan ketrampilan dan keneranian juga memerlukan
ketangkasan berkuda. Dahulu permainan seperti ini sering disaksikan oleh
raja-raja dan putri-putri istana, sehingga bagi seorang pemuda yang menunjukkan
ketangkasan dan keunggulannya, menjadi pujaan gadis-gadis bangsawanyang
cantik-cantik. Karena itu tidak mengherankan bila banyak pemuda Sulawesi
Selatan yang tangkas mengendarai kuda, yang pada jaman dahulu merupakan latihan
ketangkasan yang diwajibkan bagi para prajurit dan ksatria.
Kerajinan
tangan selain tenunan sarung, juga barang-barang anyam-anyaman terutama dari
Toraja yang bahannya dari rotan. Juga anyaman dari daun lontar, daun pandan, daun
kelapa serta bambu, kerajinan logam, keramik atau tanah liat dan lain-lain.
Seni ukir Toraja sangat terkenal yang mempunyai nilai yang tinggi di dalam
kehidupan masyarakat. Ukiran bukan semata-mata sebagai hiasan saja akan tetapi
mengandung petuah-petuah yang disampaikan secara simbolis. Motif-motifnya
diperoleh secara turun-temurun dan kebanyakan bermotif benda-benda,
tumbuh-tumbuhan, binatang, dan alam, seperti matahari.
Ukiran ini
selain mengisi rumah atau bangunan diukirkan pula pada alat-alat rumah tangga
berupa wadah-wadah yang diukir, tempat-tempat dari bambu yang diukir dan
lain-lain.
Di bidang
bangunan, di daerah Sulawesi Selatan pula umumnya bentuk rumah yang tradisional
adalah rumah di atas tiang atau rumah panggung. Atap rumah Bugis dan Makasar
puncaknya berbentuk pelana bersudut lancip menghadap bawah yang terbuat dari
Nipah, Rumbia, bambu, lalang, ijuk atau seng. Bagian muka dan belakang dari
puncak rumah yang berbatas dengan dinding, terdapat dinding segitiga yang
disebut tompak lajak (bahasa Bugis) dan Makasar disebut tumbal sela. Dari
tumbak sela atau timpal lajak ini dapat diketahui derajat atau kebangsawanan
pimiliknya.
Timpak lajak
yang bersusun tiga ke atas menunjukkan rumah bangsawan, yang bersusun 5 atau 7
adalah rumah bangsawan tinggi dan memegang kekuasaan atau pemerintahan. Rumah
Toraja atapnya berbentuk perahu layar atau tanduk kerbau, dan rumah ini disebut
tongkonan, rumah orang Makasar disebut ballak, orang Bugis menyebut Bola.
2.
KEBUDAYAAN DAN KESENIAN SULAWESI
SELATAN
RUMAH ADAT
Rumah adat Sulawesi Selatan disebut Tongkonan.
Tongkonan adalah rumah adat orang Toraja di Sulawesi Selatan. Kolong rumah itu
berupa kandang kerbau belang atau tedong bonga. Kerbau ini merupakan lambang
kekayaan, disepan rumah tersusun tanduk tanduk kerbau,sebagai perlambang
pemiliknya telah berulang kali mengadakan upacara kematian secara besar
besaran. Tongkonan terdiri dari 3 ruangan yaitu ruang tamu, ruang makan, dan
ruang belakang.
PAKAIAN ADAT
Pakaian adat Selawesi Selatan yang dipakai prianya berupa tutup kepala,
baju yang disebut baju bella dada, sarung yang disebut tope, keris tata ropprng
(terbungkus dari emas seluruhnya) dan gelang nada yang disebut pottonaga.
Sedangkan wanitanya memakai ikat kepala, baju lengan
pendek, Tope atau sarung dengan rantainya, ikat pinggang dengan sebilah keris
terselip didepan perut. Perhiasan yang dipakai adalah anting anting panjang
atau bangkara a’rowe, kalung tunggal atau geno sibatu dan gelang tangan.
Pakaian ini berdasarkan adat Bugis Makasar.
TARI-TARIAN
DAERAH SULAWESI SELATAN
a. Tari Kipas, yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas
dalam suasana gemuaku sambil mengikuti alunan lagu.
b. Tari Basaro,merupakan tarian untuk menyambut para
tamu terhormat. Gerak gerakkan badannya sangat luwes.
c. Tari Bo’da, yang mendasarkan garapannya pada unsur
gerak tari tradisional yang berkembang di Kabupaten Selayar. Dengan iringan
musik Bo’da kesuluruhan gerakkannya menggambarkan luapan kegembiraan gadis
gadis dimalam terang bulan pada saat menjelang musim panen.
SENJATA TRADISIONAL
Badik merupakan senjata tradisional yang sangat
terkenal di Sulawesi Selatan. Bentuknya kokoh dan cukup mengerikan. Senjata
terkenal lainnya adalah peda (semacam perang), sabel, tombak, dan perisai.
Daftar Pustaka :
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar